Rabu, 30 November 2011

Penelitian Tinadakan Kelas (PTK) Seni Budaya SMP

BEKAS PERALATAN RUMAH TANGGA
SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN ARANSEMEN


Oleh: Drawan Kabul Priyono, S.Pd.


SMP YAYASAN PUPUK KALTIM BONTANG
KALIMANTAN TIMUR
Maret 2009

ABSTRAKSI

Aransemen adalah merupakan kreatifitas yang sifatnya abstrak. Untuk meyujudkannya diperlukan saranaatau alat, yaitu alat musik. Karena alat musik yang diperlukan tidak tersedia maka kita harus kreatif menggantainya dengan alat yang lain yang menyerupainya.
Pemilihan bekas peralatan rumah tangga karena karakter suaranya yang mirip dengan alat musik yang diperlukan. Masing-masing anak dapat membawanya dari rumah dengan seijin orang tuanya.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah seberapa tingkat keefektifan penggunaan peralatan rumah tangga sebagai media aransemen dalam mengatasi keterbatasan alat musik yang ada di sekolah sebagai sarana menuangkan ide kreatif siswa dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran sederhana pada kelas VIII SMP yayasan Pupuk Kaltim Bontang.
Metode tersebut dapat menjembatani antara keterbatasan alat musik dengan kebutuhan yang sangat diperlukan siswa serta evaluasi guru. Siswa tidak perlu menuliskan hasil aransemennya dalam bentuk notasi, melainkan memainkannya dalam pementasan kelas.
Banyak sekali unsur pendidikan yang positif dapat diperoleh siswa dari metode pembelajaran ini seperti kreatifitas, berkelompok, toleransi, apresiasi karya, dan pementasan karya siswa di depan kelas.
Makalah ini berjudul Bekas Peralatan Rumah Tangga Sebagai Media Pembelajara Aransemen. Menggunakan pendekatan deskripsi kualitatif. Obyek penelitian adala siswa kelas VIII SMP Yayasan Pupuk Kaltim Bontang. Lagu yang mereka aransemen adalah Lagu Daerah Kalimantan Timur dengan bentuk evaluasi berupa pementasan kelas yang terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama yang masih dapat diperbaiki berupa komentar dan kritian guru, dan pementasan kedua merupakan penilaian terakhir.
Dalam makalah ini akan dipaparkan bagaimana peranan peralatan rumah tangga dapat membuat anak lebih kreatif menuangkan ide kreatifitasnya menaranseman lagu. Pencapaian nilai mempunyai kecenderungan naik, sedangkan pencapaian nilai akhir 80 ke atas mencapai 71%.


KATA PENGANTAR

Aransemen adalah kompetensi dasar yang memerlukan daya kreatifitas siswa. Dalam pengajaran ini diperlukan ketrampilan guru untuk memancing daya kreatifitas anak. Kretifitas dalam aransemen sifatnya tidak nyata.atau abstrak. Tetapi melalui alat (alat musik) Tetapi keabstrakan kreatifitas tersebut dapat diwujudkan dengan menggunakan alat.musik melalui pementasan, yaitu mementaskan hasil aransemen dengan memainklannya di depan kelas.
Masalah yang dihadapi oleh anak dan guru dalam aransemen ini adalah keterbatasan bahkan tidak adanya alat musik di sekolah. Bahkan dalam pengajaran ini masing-masing anak diharuskan untuk membawa minimal satu jenis alat musik. Bagaimana kalau di sekolah sangat terbatas dan bahkan tidak ada?
Dengan menggunakan bekas peralatan rumah tangga penulis berharap dapat menjembatani antara kebutuhan dan keterbatasan. Masing-masing siswa pasti mempunyai peralatan rumah tangga yang diperlukan. Peralatan rumah tangga juga menghasilkan bunyi yang menyerupai alat musik yang diperlukan yaitu alat musik perkusi (pukul) tidak bernada.
Penyusunan ini dilakukan pribadi di sekolah penulis yaitu di SMP Yayasan Pupuk kaltim Bontang Kalimantan Timur dengan melakukan beberapa penelitian percobaandi dan pengamatan secara langsung di kelas VIII.
Terima kasih kami ucapkan kepada Kepala Sekolah Yayasan Pupuk Kaltim, dan teman teman guru, yang telah banyak memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis, sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar. Rasa bangga juga tercurah kepada seluruh siswa kelas VIII terutama kelas VIIIC, yang telah menjadi obyek penelitian ini.Kritik dan saran bagi penyempurnaan tulisan ini sangat kami harapkan.
Semoga penelitian ini berguna bagi pengajaran Pendidikan Seni Musik terutama pengajaran materi aransemen, dan menjadi inspirasi bagi guru-guru Seni Budaya pada khususnya. Dan penulis berharap dwengan penelitian ini dapat menjadi subangan bagi para pendidik dan peneliti demi kemajuan pendidikan. Amin.








Bontang, 12 April 2009





PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan ini memuat : latar belakang masalah penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

1.1 Latar Belakang
Berbicara mengenai mata pelajaran di sekolah, pada kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran) terdapat sejumlah mata pelajaran yang salah satunya mata pelajaran Seni dan Budaya dan Ketrampilan. Uraian bahasannya, terdiri atas bahan ajaran pendidikan seni rupa, seni musik, seni tari, dan ketrampilan.
Mata pelajaran ini disajikan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran setiap minggu. Dengan alokasi waktu yang tersedia dan bahan ajar yang beragam, pada umumnya para guru tidak dapat menyelenggarakan pembelajaran sebagaimana mestinya. Apalagi kalau di sekolah tersebut hanya terdapat guru seni musik saja, maka nyaris pelajaran seni yang lain akan ditinggalkan. Di samping itu, ada diantara mereka yang berpendapat bahwa pendidikan musik merupakan pelajaran yang tidak penting, sangat disayangkan dengan pendapat itu. Alasannya karena mata pelajaran pendidikan musik tidak masuk dalam Ujian Nasional (UN).
Padahal, apabila ditelaah lebih lanjut, menurut para ahli, pendidikan musik merupakan sarana yang paling efektif bagi pendidikan kreativitas. Pendidikan musik juga dapat menjadi sarana pendidikan afektif untuk menyalurkan emosi dan ekspresi anak. Selain itu, pendidikan musik dapat menjadi pendidikan keterampilan. Jadi, secara konseptual, pendidikan musik sangat besar peranannya bagi proses perkembangan anak, terutama di Sekolah Dasar.
Plato menyatakan bahwa seni seharusnya menjadi dasar pendidikan. Dari pendapat ini kita bisa beranggapan bahwa sesungguhnya seni atau pendidikan seni mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang pendidikan secara umum.
Konsep pendidikan melalui seni juga dikemukan oleh Dewey bahwa seni seharusnya menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan bukannya untuk kepentingan seni itu sendiri. Maka melalui pendidikan melalui seni tercapai tujuan pendidikan, yaitu keseimbangan rasional dan emosional, intelektual dan kesadaran estetis.
Pelaksanaan pendididkan seni hendaknya ditekankan pada proses pembelajaran daripada produk. Dengan penekanan pada proses pembelajaran, maka sasaran belajar pendidikan seni tidak mengharapkan siswa pandai menyanyi, pandai memainkan alat musik, pandai menggambar dan terampil menari. Melainkan sebagai sarana ekspresi, imajinasi dan berkreativitas untuk menumbuhkan keseimbangan rasional dan emosional, intelektual dan kesadaran estetis. Kalau memang ternyata melalui pendidikan seni dapat menghasilkan seorang seniman, maka itu merupakan dampak saja.
Dengan penekanan pada proses pembelajaran, maka guru pun dapat melaksanakannya. Kekurangan kemampuan guru dalam hal pendidikan seni dapat ditutup dengan penggunaan berbagai media pembelajaran yang memadai. Seperti yang telah dipaparkan di atas, pendidikan musik khususnya banyak sekali memberikan kontribusi bagi perkembangan dan keseimbangan rasional, emosional, intelektual, dan kesadaran estetis.
Banyak sekali hasil penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang pentingnya pendidikan seni, khususnya musik, bagi perkembangan anak, berikut beberapa hasil penelitian yang penulis rangkum dari Bulletin of the Council for Research in Music Education, di antaranya bahwa pendidikan musik sangat berguna untuk: 1) Memudahkan perkembangan anak dalam bahasa dan kecepatan membaca. 2) Aktivitas bermusik/berkesenian sangat bernilai bagi pengalaman anak dalam berekspresi 3) Membantu perkembangan sikap positif terhadap sekolah dan mengurangi tingkat ketidakhadiran siswa di sekolah. 4) Mempertinggi perkembangan kreativitas. 5) memudahkan perkembangan sosial, penyesuian diri, dan perkembangan intelektual.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, ternyata pendidikan musik sangat penting untuk perkembangan anak di masa depan. Bukankah pendidikan itu merupakan sesuatu hal yang penting untuk menolong siswa dalam mengembangkan intelektual, emosional dan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka? Hal ini merupakan tugas para guru dan orang tua untuk mewujudkan hal tersebut. Maka pendidikan musik/pendidikan seni adalah bagian penting dan efektif untuk mewujudkannya, walaupun sampai saat ini masih diragukan dan dikesampingkan.
Ternyata, pendidikan musik dalam pendidikan, terutama untuk pendidikan formal sangat penting. Berkaitan dengan penjelasan di atas penulis memandang sangat perlu menuliskan pengalaman mengajar pada kompetensi dasar memainkan alat musik ritmis di depan penonton agar penulisan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi guru-guru kesenian khususnya guru seni musik di Sekolah Dasar.
Memainkan alat musik ritmis di depan penonton adalah merupakan salah satu unsur pendidikan seni music musik yang harus diajarkan dan dimasukkan dalam pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan. Karena dalam Kurikulum KTSP kelas IV terdapat salah satu Kompetensi Dasar memainkan alat musik ritmis di depan penonton (Kurikulum KTSP:2006).
Memainkan alat musik ritmis di depan penonton pada dasarnya adalah pelajaran praktik yang menekankan aspek psikomotor. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar pada kompetensi dasar tersebut diperlukan alat musik yang memadai. Namun, seringkali di banyak sekolah, guru dihadapkan pada suatu kenyataan adanya kekurangan alat musik yang dibutuhkan, bahkan kebanyakan sekolah tidak memiliki alat musik yang diperlukan, seperti yang dituntut oleh kurikulum.
Keterbatasan sarana tersebut hendaknya jangan dijadikan alasan proses belajar mengajar menjadi terhambat, bahkan tidak dilaksanakan. Banyak sekali alat musik-alat musik semu di sekitar siswa yang bisa dijadikan pengganti alat musik yang asli sebagai media pembelajaran. Bekas peralatan rumah tangga sebagai salah satu contohnya.
Bekas peralatan rumah tangga merupakan barang yang sederhana, murah, mudah didapat, baik di daerah terpencil maupun di daerah perkotaan. Sederhana karena tidak berlebihan dilihat dari bentuk dan pemanfaatannya. Murah karena dari semua siswa dari golongan ekonomi dapat membawa ke sekolah. Mudah didapat karena hampir di setiap rumah tangga pasti mempunyai bekas perlatan rumah tangga.
Peralatan rumah tangga sangat jauh dari kesan cantik, apalagi modis. Mereka selalu disimpan di tempat – tempat yang tersembunyi seperti di kolong meja dapur, dan tempat tersembunyi lain di dapur keluarga, selebihnya sampah-sampah itu dibuang percuma. Padahal bekas peralatan rumah tangga yang terkesan tidak cantik tersebut bisa menjadi alat musik yang bisa menghasikan bunyi yang indah apabila dimainkan dan dipadukan dengan alat musik oleh musisi yang berpengalaman. Hal seperti itu yang dilakukan oleh kelompok musik Mahagenta asal Bandung Jawa Barat. Dengan ide yang kreatif, mereka mengkolaborasikan bekas peralatan rumah tangga seperti bekas kemasan air minum, kaleng-kaleng bekas, dan alat alat rumah tangga, seperti sendok, gelas, galon air minum, sotil, serok, dan lain-lain dengan alat musik konvensional seperti gitar, piano elektrik, bass, keyboard dan lainnya menjadi komposisi musik yang sangat menarik. Mereka tidak hanya membawakan lagu-lagu daerah saja tetapi juga memainkan lagu-lagu klasik, rock bahkan jazz.
1.2 MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan pada latar belakang di atas, permasalahan pembelajaran aransemen sederhana Lagu Daerah Kalaimantan Timur di Kelas IV SD 1 Yayasan Pupuk Kaltim Bontang yaitu:
1. Dapatkah bekas peralatan rumah tangga dijadikan sebagai media pembelajaran memainkan alat musik ritmis di depan penonton?
2. Bagaimanakah tahapan – tahapan pembelajaran memainkan alat musik ritmis di depan penonton dengan menggunakan media bekas peralatan rumah tangga?
3. Apakah bekas peralatan rumah tangga dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran memainkan alat musik ritmis di depan penonton?

1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan belajar memainkan alat musik ritmis dengan media bekas peralatan rumah tangga di SD 1 Yayasan Pupupk Kaltim Bontang. Sehubungan dengan subjek penelitian yang perlu mendapat tindakan penelitian, yaitu guru dan siswa maka tujuan penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
1. Untuk mendiskripsikan keefektifan pembelajaran memainkan alat musik ritmis dengan menggunakan media bekas peralatan rumah tangga.
2. Untuk mendiskripsikan tahapan – tahapan pembelajaranmemainkan alat musik ritmis dengan menggunakan media bekas peralatan rumah tangga.
3. Untuk mendiskripsikan sejauh mana peningkatan proses dan hasil pembelajaran memainkan alat musik ritmis dengan menggunakan media bekas peralatan rumah tangga

1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini bermanfaat secara praktis maupun teoretis. Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru, siswa, peneliti, sekolah, maupun pembelajaran di Sekolah Dasar.
Manfaat bagi guru kelas/guru musik SD di antaranya adalah:
a. Memberikan informasi yang berharga bagi guru SD terteliti sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran memainkan alat musik ritmis.
b. Dapat diimplementasikan ke dalam pembelajaran memainkan alat musik ritmis.
c. Dapat digunakan sebagai dasar evaluasi untuk mengetahui perkembangan pembelajaran memainkan alat musik ritmis siswa secara bertahap.
Manfaat bagi siswa adalah:
a. Menghargai segala macam barang bekas untuk dimanfaatkan dalam sebagai keperluan.
b. Memperoleh alat musik yang murah sehingga setiap siswa bias mendapatkannya
c. Praktik langsung bekerja sama dan saling menghargai dalam kelompok musik.
d. Melatih menghargai karya orang lain.
e. Melatih berani berekspresi musik di depan umum.
Manfaat bagi peneliti di antaranya:
a. Memperoleh pengetahuan maupun pengalaman yang sangat berharga dalam melakukan penelitian,
b Menambah kemampuan secara profesional untuk memecahkan masalah masalah pembelajaran khususnya masalah pembelajaran aransemen.
Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat dipadukan sebagai landasan pengembangan teori pembelajaran memainkan alat musik ritmis di Sekolah Dsar. Dengan penerapan pendekatan proses, pembelajaran memainkan alat musik ritmis dilakukan secara bertahap sehingga kelemahan kerampilan memainkan alat musik ritmis siswa dapat diketahui dan diatasi oleh guru.

1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan memainkan alat musik ritmis siswa kelas IV Yay S 1 Yasan Pupuk Kaltim Bontang melalui media alat rumah tangga. Sasaran utama penelitian ini adalah guru dan siswa. Guru sebagai sasaran utama sebab dia selaku subjek yang menerapkan metode pembelajaran memainkan alat musik ritmis dengan media bekas peralatan rumah tangga, melalui perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses dan hasil pembelajaran melalui pentas kelas. Siswa sebagai sasaran utama, sebab siswa selaku subjek dalam pembelajaran dan siswalah yang menggunakan bekas peralatan rumah tangga sebagai media pembelajaran memainkan alat musik ritmis.
Proses pembelajaran yang diteliti adalah pembelajaran memainkan alat musik ritmis aransemen dengan media alat rumah tangga di Kelas IV SD 1 Yayasan Pupuk Kaltim Bontang yaitu kelas IVA – IVE. Sampel penelitian adalah kelas IV C dengan alasan kelas ini merupakan kelas yang paling beragam penyebaran dalam hal kemampuan bermusik siswanya.
Kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan mengaransir secara berkelompok. Hasil aransemen dipublikasikan dalam bentuk pentas kelas. Pentas kelas terbagi kedalam dua sesi, sesi pertama untuk kritik, saran dan penilaian sedangkan sesi kedua merupakan pementasan untuk penilaian terakhir. Fokus yang digunakan guru pada setiap tahapan mungkin berbeda, bergantung pada situasi dan kondisi pembelajaran. Proses aransemen siswa adalah kegiatan dari tahap eksplorasi ide sampai dengan tahap pementasan di depan kelas.
Menyanyikan lagu darerah Kaltim adalah merupakan tahapan pra-aransemen. Siswa mengenal dulu bentuk lagu yaitu, bagian, melodi, frase, pengulangan, ritme, irama lagu yang akan diaransemen dengan baik. Di samping itu siswa harus mengenal tema lagu apakah sedih, gembira, dan semangat. Hal ini perlu agar bentuk aransemen nantinya tidak melenceng dari bentuk dan tema lagu yang diaransemen.
Lagu yang diaransemen siswa adalah lagu daerah Kalimantan Timur. Siswa dapat memilih lagu yang cocok berdasarkan kesepakatan di kelompoknya. Lagu tersebut sudah dibahas dalam kompetensi dasar Mengekspresikan Diri Melalui Karya Lagu Derah Setempat. Mereka sudah mengenal 3 buah judul lagu. Siswa bebas menentukan irama aransemen yang diterapkan dalam lagu yang dipilih, sesuai dengan minat dan rasa suka terhadap salah satu irama tertentu. Dengan minat dan rasa suka yang dimiliki, motivasi belajar siswa akan tumbuh dan berkembang secara intrinsik. Hal tersebut akan membatu menumbuhkan kreativitas siswa dalam melakukan aransemen terhadap lagu yang dipilihnya.
Waktu pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah dan kelas serta kurikulum atau program yang telah dibuat oleh guru. Dengan menyesuaikan waktu pelaksanaan penelitian dengan situasi dan kondisi sekolah, penelitian dapat dilakukan tanpa mengganggu proses pembelajaran mata pelajaran yang lain sehingga tidak berdampak negatif terhadap program-program yang telah ditentukan oleh guru maupun sekolah. Evaluasi yang diteliti adalah evaluasi proses dan evaluasi akhir yang berhubungan dengan hasil pentas kelas siswa.
1.6 KAJIAN PUSTAKA
Bekas adalah sudah pernah dipakai; tidak pernah dipakai lagi (Purwodarminto, 2002: 122). Peralatan adalah: segala benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (Purwodarwinto, 2002: 27). Rumah tangga adalah berkenaan dengan urusan kehidupan dalam rumah (Purwodarwinto, 2002: 968). Alat rumah tangga berarti segala benda yang dipakai untuk mengerjakan urusan kehidupan di dalam rumah.
Menurut arti dan batasan dari kata bekas peralatan rumah tangga berarti benda-benda yang tidak pernah dipakai lagi untuk mengerjakan sesuatu dalam segala kegiatan yang dilakukan di rumah. Adapun kegiatan di dalam rumah contohnya adalah: makan, minum, dan memasak. Sebagian contoh bekas peralatan rumah tangga yang dimaksud adalah: sendok, gelas, sapu, piring, penanak nasi, penggorengan (jawa: wajan), botol air minum, galon air minum dan sebagainya.
Aransemen (arrangement) adalah gubahan lagu untuk permainan bersama baik vocal maupun instrumental/ alat musik (Banoe, 1995: 17).
Aransemen (Arrangement) ialah pekerjaan menggubah suatu komposisi untuk satu atau lebih instrument dan vokal atas karya, yang sebelumnya sudah ditulis oleh sang komponis. Orangnya disebut Arranger atau Arransir (Tambojang, 1992: 19).
Aransemen (Belanda arransement) ialah lagu yang digubah dalam beberapa suara (party) untuk koor atau orkes. Secara difinisi aransemen dapat diartikan usaha yang dilakukan terhadap karya musik untuk suatu pergelaran. Pengerjaannya bukan sekedar teknis namun juga menyangkut aspek artistik aransemen (Subagio, 2007: 37).
Aransemen dapat diartikan sebagai usaha menggubah lagu, yang terdiri dari susunan melodi dan syair/ lirik asli menjadi suatu karya musik yang utuh dengan cara menambahkan unsur-unsur iringan alat musik di dalamnya baik iringan alat musik ritmis, melodis dan harmonis, sehingga lagu yang tadinya hanya terdiri dari susunan melodi dan syair menjadi lagu yang lengkap sehingga menjadi musik yang indah untuk dinikmati.
Alat musik ritmis adalah: alat musik yang berfungsi untuk mengatur jalannya irama atau ritme lagu. Alat yang termasuk alat musikritmis antara lain adalah Tamborine, triangle, gendang, ketipung, rebana, maracas, kabassa.
Alat musik melodis adalah: alat musik yang berfungsi memainkan rangkaian sususnan nada yang merupakan melodi lagu.
Alatmusik harmonis adalah: alat musik yang berfungsi mengiringi lagu terutama yang mampu menhasilkan suara harmoni. Alat yang termasuk alat musik harmo0nis antara lain adalah gitar, piani, organ, dan elektone
Dalam pembelajaran di kelas aransemen yang dimaksudkan adalah aransemen yang sederhana yaitu membuat iringan ritmis dari lagu yang sudah dikenal anak. Artinya anak mengaransir lagu dengan alat musik tidak bernada. Anak menyanyikan lagu sekaligus mengiringinya dengan alat musik tidak bernada.
Keuntungan dari cara ini (dengan hanya menggunakan alat musik perkusi tidak bernada) adalah anak secara bebas dapat mengeksploitasi daya kreativitasnya tanpa terbebani oleh penguasaan kemampuan bermain alat musik (alat musik bernada).
Penulis membatasi lagu yang diaransemen adalah lagu daerah Kalimantan Timur. Lagu daerah ialah lagu yang lahir dari budaya daerah setempat yang bersifat turun temurun (Subagio, 2007: 3). Lagu daerah Kalimantan Timur yaitu lagu yang lahir dari budaya daerah Kalimantan Timur. Bahasa dan dialek yang digunakan dalam syair lagunya berasal dari suku-suku yang ada di Kalimantan Timur. Bentuk, pola, serta susunan melodi biasanya sederhana sehingga mudah untuk dikuasai oleh semua lapisan masyarakat Kalimantan Timur.

1.7 METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan diskripsi kualitatif. Paparan deskriptif menurut pemahaman kritik adalah proses penguraian atau penggambaran dengan kalimat dan tulisan.
Objek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Yayasan Pupuk Kaltim Bontang dan karya yang mereka kreasikan adalah tugas aransemen sederhana lagu daerah Kalimantan Timur.
Kegiatan pembelajaran dilakukan di masing-masing kelas mulai kelas VIII A – VIII E SMP Yayasan Pupuk Kaltim. Masing-masing kelas terbagi menjadi 6-7 kelompok, tergantung jumlah siswa dalam setiap kelas. Masing-masing kelompok terdiri dari 4-6 anggota/ siswa. Penentuan anggota kelompok ditentukan sendiri oleh siswa. Siswa bebas menentukan dan mencari anggota kelompoknya sendiri. Hal ini untuk mengetahui seberapa jauh sosialisali masing-masing anak. Anak yang kurang bersosialisasi akan kesulitan menentukan dan mencari anggota kelompoknya. Masalah ini menjadi tugas guru untuk membantu dan mengatasinya.
Sasaran utama penelitian ini adalah respon positif dari kelas dan meningkatnya minat terhadap materi aransemen dengan media bekas peralatan rumah tangga. Selain itu, dengan penelitian ini penulis berharap bahwa musik tidak seperti yang tegambar sebagai seni yang cenderung mewah dan glamour. Namun dengan peralatan yang sederhanapun dapat digunakan sebagai bahan pengajaran di kelas.
Kegiatan yang direncanakan dalam penelitian ini adalah: perencanaan program, kegiatan program, observasi kegiatan, analisis hasil kegiatan, dan refleksi terhadap hasil analisis seluruh kegiatan.
Konsep skenario penelitian ini meliputi:
a. Pra penelitian, siswa sudah dapat menyanyikan 3 macam lagu daerah Kaltim, yaitu: Bontang Kuala, Bassar Niat, dan Buah Ara.
b. Persiapan meteri
(1). Membagi kelas berdasarkan kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-6 anggota kelompok
(2) Tiap kelompok membawa 4 peralatan rumah tangga yaitu: gallon air, botol kemasan air yang diisi beras, gelas dan sendok, tutup botol yang dirangkai
(3) Alat musik harmonis pilihan yang bisa dimainkan siswa, yaitu gitar.
a. Penyusunan silabus pembelajaran, format observasi.
b. Penyusunan kelompok aransemen. Membagi kelas berdasarkan kelompok, masing-masing kelompok menyiapkan bekas peralatan rumah tangga.
c. Rekaman kegiatan di kelas.
d. Pelaksanaan kegiatan di kelas dan observasi kegiatan.
e. Penelitian/observasi hasil kerja siswa.
f. Analisis kegiatan dan karya siswa.
g. Penyusunan laporan.



















BAB II
LAPORAN KEGIATAN

2.1 Konsep dan Penyusunan Program Pembelajaran
2.1.1 Sekilas Paparan Konsep Pembelajaran Aransemen dengan Bekas Peralatan Rumah Tangga
Mengapa harus peralatan rumah tangga? Peralatan rumah tangga cocok dengan karakter suara yang dibutuhkan dalam kompetensi dasar ini yaitu alat musik perkusi tak bernada. Seperti gendang, ketipung, rebana, ring bell, triangle, maracas, cabasa dan lain-lain. Seandainya alat musik tersebut tersedia dan jumlahnya sebanding dengan jumlah siswa tentu kita akan memakai lat musik tersebut.
Penggunaan peralatan bekas dengan pertimbangan harganya lebih murah, bahkan tidak harus membeli. Selain itu anak dapat memukul alat tersebut tanpa takut peralatannya rusak. Kalau peralatannya baru anak harus membeli, sedngkan pemakaiannya sebentar. Di samping itu, setelah dimainkan/dipukul akan terdapat bekas pukulan pada peralatannya. Anak juga akan menjadi ragu dalam memukul karena takut peralatannya menjadi rusak. Meskipun demikian siswa tidak dilarang untuk membawa atau memakai peralatan yang masih baru ataupun yang masih dipakai.
Mengapa anak tidak diwajibkan untuk membeli alat musik sendiri saja?
Alat musik tersebut harganya lumayan mahal. Selain itu di kota Bontang tidak ada toko musik yang menjualnya. Bahkan, di kota-kota lain di Kaltim-pun tidak ada yeng menjual alat musik tersebut. Terlebih lagi pemakaian alat musik tersebut hanya di kompetensi dasar ini, tentu orang tua akan mempertimbangkan efisiensinya.
2.1.2 Penyusunan Program Pembelajaran
Dalam penyusunan program pembelajaran aransemen dengan media bekas peralatan rumah tangga menggunakan langkah-langkah yang biasa pada umumnya dipakai dalam berbagai metode pembelajaran yang meliputi: Tujuan Intruksional Umum, Tujuan Intruksional Khusus, Materi Pembelajaran dan Penilaian yang selengkapnya dipaparkan sebagai berikut:

a. Tujuan Umum
Siswa mampu mengekspresikan diri melalui karya lagu daerah setempat.

b. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran aransemen dengan
menggunakan media bekas peralatan rumah tangga siswa akan dapat:
1) Menjelaskan pengertian aransemen.
2) Menjelaskan urutan pengulangan lagu
3) Menyebutkan 4 bentuk aransemen
4) Menemukan ide aransemen.
5) Memainkan peralatan rumah tangga sebagai alat musik perkusi.
6) Mengaransemen 1 buah lagu daerah Kalimantan Timur.
7) Menampilkan hasil aransemen di depan kelas.

c. Materi Pembelajaran
Dalam penyusunan materi pembelajaran aransemen dengan media bekas
Peralatan rumah tangga ini, penulis meggunakan beberapa model yng umum digunakan, yaitu: metode presentasi, demonstrasi, eksplorasi, dan konsultasi.
1) Presentasi
Kegiatan menyampaikan informasi, dimana guru berperan menyampaikan informasi dan siswa menyimak informasi. Kegiatan ini bersifat klasikal dengan cara ceramah oleh guru.
2) Demonstrasi
Proses kegiatan langsung dan pentas kelas. Selama proses berlangsung yang dilakukan oleh guru di depan kelas secara klasikal dan siswa mengamati dan memahami apa yang dilakukan oleh guru. Yang dilakukan oleh guru adalah memberikan contoh memainkan peralatan rumah tangga sebagai alat perkusi tidak bernada. Sedangkan pada waktu pentas kelas, siswa menampilkan sekaligus memainkan hasil aransemen kelompoknya di depan kelas agar dapat diamati oleh guru dan teman kelompok lain dalam satu kelas.
3) Eksplorasi
Siswa melakukan proses pembelajaran, yaitu proses penggalian ide, penuangan ide ke dalam aransemen, proses kreatif mengaransemen, memainkan aransemennya ke dalam alat musik peralatan rumah tangga.
4) Konsultasi
Kegiatan selama proses berlangsung, terutama ketika proses eksplorasi. Ketika siswa sibuk berkarya guru tidak tinggal diam, tetapi melakukan pengamatan, kontrol dan tanya jawab. Dalam kegiatan inilah yang disebut konsultasi, yaitu siswa bertanya guru memberikan jawaban dan solusi. Siswa tidak dituntut harus aktif bertanya, tetapi guru juga harus aktif mengontrol siswa dalam berkarya.

Adapun materi pembelajaran aransemen dengan media bekas peralatan rumah tangga yang dimaksud adalah:
1. Pengertian aransemen
2. Urutan pengulangan lagu yang diaransir adalah: Intro/prelude, tema A, tema A1, tema B/reffrain, tema A2’, interlude, tema B/refrain, tema A2, ending/coda.
3. Empat bentuk aransemen adalah: (1) Aransemen lagu tema, (2) aransemen intro/prelude, (3) aransemen Interlude, (4) aransemen ending/coda.
4. Siswa mengaransir 1 lagu daerah Kalimantan Timur dengan alokasi waktu 1 X (kali) pertemuan
5. Penampilan hasil aransemen di depan kelas dilakukan 2 X (kali) pertemuan atau pementasan. Pertemuan pertama dimanfaatkan untuk penilaian dan kritik bila ada kekurangan, untuk diperbaiki pada pentas ke-2. Pentas ke-2 merupakan pentas terakhir dan pengambilan nilai.

d. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Penilaian di dasarkan pada hasil aransemen setelah di pementasan pertama dan ke-2 (terakhir), yang merupakan aspek penilaian psikomotor. Adapun bentuk tugas yang diberikan kepada siswa adalah:
“Aransemenlah salah satu dari 3 lagu daerah Kaltim yang kalian kuasai dengan alat musik perkusi tak bernada berupa bekas peralatan rumah tangga. Waktu yang diberikan 4 X pertemuan dengan 2 X pentas,.Pentas pertama untuk evaluasi dan kritik, pentas ke 2 merupakan pentas terakhir dan pengambilan nilai”.
Untuk penilaian penulis membuat sebuah tabel rentang nilsi dan kolom kriteria penilaian dengan standar yang tidak baku. Artinya standar tersebut dapat berubah dan setiap guru tidak sama, namun standar ini dapat dijadikan acuan dasar agar pembiasan penilaian karya aransemen anak tidak semakin bias.
Oleh karena sifat seni atau musik yang bukan merupakan ilmu pasti yang dapat dengan mudah diukur, maka penulis menggunakan rentang nilai yang dilandasi beberapa alasan. Rentang nilai di bawah ini adalah contoh alasan kuantitas nilai yang diberikan. Penjelasan rentang penilaian tersebut adalah:

Tabel 1. Rentang Nilai

Revisi SKBM Baik Sangat Baik Istimewa
……….. 69 70 71 ….. 75 76 …. 80 81 82 … 85 86 … 90 91 …. 95

Rentang nilai 60-95 SKBM : 70

Tabel 2. Kriteria Penilaian Aransemen

No Kelompok Aspek Nilai Akhir
Ide/Kreatifitas Harmonisasi Kesesuaian Tema Pembawaan Penampilan



Diskripsi kriteria penilaian aransemen
1. Kreativitas adalah kekayaan berkreasi, artinya lagu yang diaransemen mempunyai bermacam-macam bentuk dan karakter yang menjadi satu kesatuan tema aransemen baik dari segi irama, tempo, dinamika, pukulan alat musik dan sebagainya.
2. Harmonisasi adalah keselarasan antara vokal dengan alat musik. Artinya, musik sebagai pengiring mempunyai irama, ritme dan aksentuasi yang selaras.
3. Kesesuaian tema artinya tema lagu yang ada baik sedih, gembira, atau semengat disesuaikan juga dengan iringan aransemennya.
4. Pembawaan adalah bagaimana mereka menampilkan lagu di depan kelas menjadi lagu yang menarik baik dilihat maupun didengar. Lagu yang diaransemen kurang baik bisa menjadi lagu yang bisa dinikmati dengan nikmat. Misalnya disertai dengan gerakan yang sesuai dengan tema lagu, demikian juga dengan ekspresi wajah dari penampil yang menarik.
5. Penampilan di depan kelas meliputi bloking panggung, kontak mata dengan penonton (teman satu kelas dan guru).
Nilai tertinggi bukan 100 melainkan 95, ini adalah hasil kesepakatan sekolah dalam menentukan batas maksimal nilai psikomotor atau praktik. Ini untuk menghindari nilai absolut karena sifat penilaian yang dilakukan dengan pengamatan secara subjektif oleh guru. Untuk batas ketuntasan kegiatan dianggap berhasil penulis tetapkan nilai 70 (Standar Ketuntasan Belajar Minimal/ SKBM)
Penilaian karya aransemen ini berupa angka-angka. Dari angka-angka ini lalu dianalisa dengan bentuk prosentase berbanding dengan jumlah siswa di dalam satu kelas. Angka presentase tersebut dapat dirumuskan berikut ini.

2.2 Pelaksanaan Program Pengajaran
Dalam penyajian materi pembelajaran aransemen ini terbagi menjadi 3 kegiatan yaitu: (1) pemberian dasar teori aransemen dan contoh pukulan pada alat musik perkusi tak bernada dari peralatan rumah tangga, 2. Pemberian tugas aransemen 3. Pementasan hasil aransemen.
2.2.1 Teori Dasar Aransemen
a. Metode Pembelajaran
Untuk mengetahui dan mengukur pemahaman siswa dalam teori dasar aransemen dilakukan kegiatan awal yaitu presentasi dengan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Adapun langkah persiapan presentasi adalah sebagai berikut.
1) Membuat program pembelajaran atau sekenario pembelajaran. Persiapan materi pembelajan meliputi: pengertian aransemen, urutan pengulangan lagu, 4 bentuk aransemen.
2) Menyiapkan media pengajaran yaitu format presentasi power point dan perlengkapan audio visual di kelas.
3) Menyiapkan lembar catatan untuk merekam dan mencatat hal-hal yang terjadi pada saat penjelasan (presentasi) maupun saat siswa mengerjakan tugas (guru melakukan pengamatan) dan pementasan.
4) Menyiapkan lembar penilaian siswa.
5) Menyiapkan langkah-langkah perbaikan pada tujuan pembelajaran yang belum tercapai ketuntasannya.
b. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
1) Salam
2) Mempersiapkan kondisi belajar, seperti mempersiapkan posisi tempat duduk dan absensi siswa.
3) Mempersiapkan audio visual di kelas dalam kondisi siap untuk presentasi seperti laptop, sound, layer dan proyektor, buku nilai maupun pedoman pengamatan.
Kegiatan inti
1) Guru menayangkan slide 1 untuk menarik perhatian siswa, sekaligus judul kegiatan. Siswa duduk tenang, memperhatikan dan menyimak.
2) Guru menayangkan slide 2 dan 3, yaitu tentang tujuan kegiatan kelas. Siswa menyimak.
3) Guru menayangkan slide 4 yaitu untuk materi pembelajaran aransemen.
4) Guru menayangkan slide 5 tentang contoh pentas dari kelas VIII tahun sebelumnya secara singkat, ini untuk merangsang perhatian siswa atau kegiatan apersepsi sebelum masuk materi inti.
5) Masuk slide 6 adalah sesi Tanya jawab dan diskusi antara guru dan murid tentang apa saja yang telah diamati dari cuplikan tayangan.
6) Slide 7 tentang pengertian aransemen. Biarkan siswa menyimak, membaca dan memperhatikan penjelasan guru. Guru harus membacakan konsep di layer dengan jelas.
7) Guru menayangkan slide 8 tentang bentuk pengulangan pada 3 lagu daerah Kalimantan Timur yang menjadi lagu bahan aransemen siswa. Guru memilihkan model lagu yang bentuknya sama. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya bila ada penjelasan yang kurang jelas.
8) Guru menayangkan slide 9 tentang 4 macam bentuk aransemen. Guru memberi contoh lagu dengan iringan alat musik.
9) Kegiatan selanjutnya adalah kesimpulan tentang materi pelajaran.
10) Slide 10 penjelasan tugas siswa. Siswa memperhatikan dan menulis di buku catatan. Tugas diberikan pada pertemuan berikutnya.
11) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat kelompok aransemen. Masing masing kelompok beranggotakan 4-6 siswa. Tiap kelompok diberi nama alat musik tradisional.
12) Masing-masing kelompok membawa bekas peralatan rumah tangga sebagai pengganti alat musik perkusi tak bernada. Yang wajib dibawa yaitu: gallon air pengganti gendang, botol kemasan air minum diisi beras sebagai pengganti maracas, gelas dan sendok sebagai pengganti triangle, tutup botol yang dirangkai sebagai pengganti tamborin. Bagi kelompok yang anggotanya 5 siswa boleh menambah dengan menggandakan salah satu alat musik atau dengan menggunakan alat musik yang lain.
13) Dalam kegiatan presentasi ini guru mengamati tingkah laku dan kondisi siswa.
Kegiatan akhir
1) Guru mengakhiri tayangan slide sambil sekali lagi menyimpulkan secara singkat materi kegiatan aransemen.
2) Penjelasan guru selesai. Guru mengamasi peralatan, siswa dapat terlibat mebantu.
3) Penutup, salam.

c. Alat/ Sarana dan Sumber Bahan
Alat dan sarana pembelajaran untuk kegiatan penjelasan teori ini adalahlaptop, proyektor, dan alat tulis, alat dokumentasi kegiatan.
2.2.2 Proses Kegiatan Aransemen dengan Media Bekas Peralatan Rumah Tangga
Kegiatan ini terbagi dalam 3 sesi yaitu eksplorasi ide kedalam aransemen, pentas kelas pertama untuk penilaian pertama dan kritik, pentas kelas kedua untuk penilaian terakhir.
Langkah-langkah proses kegiatan tugas aransemen dengan media bekas peralatan rumah tangga ini adalah:
a. Eksplorasi Ide ke dalam Aransemen
Kegiatan Awal
1) Salam
2) Mempersiapkan kondisi belajar, seperti mempersiapkan posisi tempat duduk alat musik dari bekas peralatan rumah tangga dan absensi siswa.
3) Guru memastikan bahwa semua siswa membawa alat musik yang diperlukan (bekas peralatan rumah tangga)
4) Guru juga memastikan semua siswa dalam kelompok sudah menjadi anggota dan memndapat kelompok aransemen.
Kegiatan Inti
1) Guru memberi contoh membunyikan alat musik, siswa memperhatikan dan menirukan.
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang kesulitan siswa. Guru memberikan jawaban dengan memberi contoh.
3) Guru memberikan contoh dengan menyanyikan salah satu lagu daerah Kalimantan Timur, sekaligus mengiringi dengan alat musik sejenis yang dibawa siswa. Siswa mengamati, biarkan siswa berdiskusi dengan kelompoknya dan jawab bila siswa bertanya.
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa dan kelompoknya untuk mengaransemen lagu tugas dengan waktu 2X 40 menit. Kelompok dapat melakukan kegiatannya di dalam maupun di luar kelas,asalkan tidak saling mengganggu antar kelompok.
5) Guru melakukan pengamatan dan membimbing mereka dalam bereksplorasi ide yang dituangkan dalam aransemen..
6) Siswa berkumpul kembali di kelas untuk melakukan evaluasi. Guru menanggapi pertanyaan siswa yang muncul.
7) Guru mengingatkan kembali bahwa hasil aransemen akan dipentaskan di pertemuan berikutnya untuk di evaluasi dan dikritik. Hal ini penting agar siswa mempersiapkan pentasnya dalam kurun waktu seminggu.
8) Mengundi urutan pemementasan pada pertemuan selanjutnya.
Kegiatan akhir
1) Penilaian proses
2) Kesimpulan kegiatan.
3) Penjelasan pementasan kelas tahap pertama untuk pertemuan minggu depan.
4) Kegiatan berakhir, salam
b. Pementasan Kelas Tahap Pertama
Kegiatan awal
1) Salam.
2) Mempersispkan kondisibelajar siswa seperti pengaturan tempat duduk, pengaturan tempat alat musik, pengaturan panggung pementasan dan absensi.
3) Siswa menyiapkan kelompoknya untuk pementasan.
Kegiatan inti
1) Guru memberi arahan bahwa pentas kali ini penting untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan aransemen maupun pementasannya.
2) Guru mengumumkan aturan menonton pementasan kelas di antaranya tetap tenang, tertib selama ada kelompok yang pentas, tepuk tangan hanya boleh jika kelompok selesai pentas.
3) Satu persatu kelompok aransemen siswa mementaskan karyanya. Urutan tampil berdasarkan undian. Guru mengamati dari sisi aransemen dan pementasan.
4) Semua kelompok mendapatkan masukan sebelum mereka turun dari pentas, untuk perbaikan pada pementasan ke dua (penilaian). Kelompok yang lain diberikan kesempatan untuk mengomentari penampilan temannya.
5) Setelah semua kelompok mendapat kesempatan tampil seselesai guru mengumumkan kelompok dengan penampil dan aransir terbaik. Agar kelebihannya dapat daijadikan pembanding untuk kelompok yang lain.
Kegiatan akhir
1) Penilaian proses.
2) Kesimpulan kegiatan
3) Pemberitahuan untuk menyiapkan perbaikan untuk pementasan ke dua
4) Salam.
c. Pementasan Kedua
Kegiatan awal
1) Salam
2) Mempersiapkan kondisi belajar sisiwa seperti pengaturan tempat duduk, alat musik, absensi dan panggung pentas.
3) Siswa menyiapkan kelompoknya untuk pentas.
4) Guru mengingatkan kembali kepada kelompok yang menonton untuk menaati aturan menonton yang baik.
Kegiatan inti
1) Satu persatu kelompok aransemen menampilkan hasil karya aransemennya. Guru menilai dari sisi aransemen dan pementasan. Siswa yang lain mononton, mengamati, dan mengapresiasi karya temannya yang pentas dari tempat duduknya.
2) Setelah masing-masing kelompok menyelesaiakan pentasnya, guru mengumumkan nilai yang diperoleh masing-masing kelompok dan menyebutkan alasan-alasan dari nilai yang diperoleh siswa.
3) Mengumumkan kelompok aransemen dan penampil terbaik.
Kegiatan Akhir
1) Kesimpulan kegiatan
2) Salam.
Paparan Contoh Aransemen Sederhana
Pemberian contoh untuk merangsang ide kreatif anak dalam penjelasan teori aransemen ini adalah hasil dokumentasi/ rekaman penulis untuk kompetensi dasar sejenis pada tahun ajaran 2007/2008 yang lalu. Penulis menyadari sangat terbatas contoh yang dapat diperoleh dari toko-toko musik/ kaset/VCD. Hal ini dikarenakan banyak grup/ kelompok musik yang menggunakan alat musik peralatan rumah tangga menampilkan kreatifitasnya bukan untuk tujuan komersial dan hiburan melainkan tujuan apresiasi.


BAB III
LAPORAN HASIL

3.1 Proses Kegiatan Presentasi Teori Aransemen
Setelah melakukan beberapa pengamatan dalam proses kegiatan presentasi materi arasemen secara teori dalam 1 X pertemuan, penulis melihat suasana kelas yang berbeda dari biasanya. Ternyata dengan melakukan pengajaran yang berbeda mampu membuat suasana berbeda pula. Lebih rinci tentang peranan media presentasi power point dalam mengarahkan konsentrasi siswa pada materi pengajaran aransemen adalah sebagai berikut:
1) Cukup efektif mengarahkan konsentrasi siswa pada materi teori. Variasi media ini cukup efektif mengalihkan kebiasaan siswa yang kurang memperhatikan, suka mengobrol atau mondar-mandir.
2) Keadaan kelas menjadi terkendali
3) Situasi kelas yang tidak formal membuat siswa menikmati. Dimana anak yang melihat dengan duduk di kursi masing-masing, ada yang duduk di lantai dekat layar, ada yang tiduran sambil melihat layar.

3.2 Proses Kegiatan Aransemen dengan Media Bekas Peralatan Rumah Tangga
a. Eksplorasi Ide ke dalam Aransemen
Penggunaan media Bekas peralatan rumah tangga dalam pembalajaran aransemen ini pada awalnya siswa malu-malu untuk membunyikan alat musiknya. Namun dengan dorongan dan penjelasan guru pada akhirnya mereka dapat dengan semangat memainkan aneka macam bunyi yang dihasilkan oleh alat musik tersebut.
Setelah melakukan beberapa pengamatan dari proses eksplorasi ide ke dalam aransemen dalam kegiatan pembelajaran aransemen ini penulis menemukan hal-hal yang menarik, antara lain
1) Siswa pada dasarnya adalah pribadi yang kreatif jika deberikan kepercayaan, dorongan, dan kebebasan berkreasi.
2) Awalnya keadaan kelas menjadi sedikit ribut dan kacau, karena semua siswa memainkan alat musiknya sesuai dengan irama yang diinginkan kelompoknya. Hal ini penulis atasi dengan menjauhkan kelompok satu dengan yang lain yaitu di luar kelas dan jauh dari kelas lain yang sedang belajar.
3) Masing-masing kelompok mampu menghasilkan pemimpin kelompok sendiri. Karena awalnya kelompok memainkan alat musiknya sendiri-sendiri, antar anggota kelompok awalnya ribut, masing-masing ingin idenya diakui dan dijadikan irama lagu. Namun mereka akhirnya menjadi kelompok yang kompak karena adanya figur pemimpin di kelompoknya.
4) Pemimpin kelompok biasanya terpilih karena kemampuan pengelolaan yang bagus walaupun kemampuan musiknya tidak bagus.

b. Pementasan Kelas Tahap Pertama
1) Pada pentas ini sebagian besar siswa belum menaati aturan menonton yang baik, masih ada yang memainkan alat musik, berdiskusi dengan kelompoknya, padahal ada satu kelompok yang lain sedang pentas. Juga masih ditemukan siswa yang memainkan alat musiknya mengikuti irama teman yang pentas di panggung.
2) Perlu dorongan dari guru untuk berani pentas dengan percaya diri. Karena sebagian besar siswa belum pernah pentas musik. Hanya kelompok yang benar-benar siap yang berani pentas
3) Pada umumnya di pentas ini mereka baru bisa menampilkan aransemen lagu pokok sedangkan aransemen intro, interlude, dan ending belum dipentaskan dengan alasan belum kompak memainkanya.
4) Dari segi musik secara umum karya mereka sangat kreatif.
5) Karya masing-masing kelompok sangat beragam. Tidak ada kelompok yang karyanya mirip dengan karya kelompok yang lain.
6) Guru harus memberi komentar dan kritik dengan kata-kata yang posistif dan membangun kepada semua kelompok terlebih kepada kelompok yang kurang bagus dan kurang percaya diri pada penampilan ini agar motivasi dan keberaniannya meningkat. Demikian juga bila ada kelompok yang belum berani pentas akan menjadi lebih berani untuk tampil di pentas ke dua.

c. Pementasan Tahap Kedua
Pada pementasan yang terakhir ini ada beberapa hal yang penulis catat sebagai hasil dari beberapa pengamatan, yakni:
1) Semua siswa sudah mampu mengapresiasi dan menghargai karya aransemen dan pementasan teman-teman dari kelompok lain.
2) Semua siswa mengamati dengan seksama penampilan teman-teman dari kelompak lain. Artinya mereka mampu menjadi penonton pentas musik yang baik secara serius.
3) Siswa dapat menerima dengan ikhlas mendapat pengumuman dari guru bahwa kelompok yang lain lebih bagus daripada kelompoknya.
4) Secara umum pempilan pada pentas kedua lebih bagus dari penampilan pada pentas pertama.
Fungsi bekas peralatan rumah tangga dalam meningkatkan kreativitas menuangkan ide aransemen melalui kegiatan pementasan kelas pada kelas VIIIC SMP yayasan Pupuk Kaltim adalah sebagai berikut.
1) Kebiasaan menuangkan ide kreatif ke dalam aransemen bagi anak memang harus diasah agar tumbuh jiwa kreatif. Dengan media bekas peralatan rumah tangga ide kretivitas anak semakin kuat karena media yang digunakan sangat cocok.
2) Dengan berkelompok akan meningkatkan kemampuan anak untuk bekerja sama, menghargai pendapat orang lain, dan kepemimpinan.
3) Dengan pementasan kelas akan meningkatkan rasa percaya diri, kemapuan berekspresi, mengharga karya orang lain dan kebanggaan berkarya.
4) Dari dua kali kegiatan pementasan banyak mengalami perubahan dari keseluruhan aspek dalam pementasan. Faktor bimbingan dari guru dan latihan yang cukup akan meningkatkan kemempuan musikal siswa.
3.3 Analisis Proses Proses Kegiatan Aransemen Dengan Media Bekas Peralatan Rumah Tangga
3.3.1 Pementasan Tahap Pertama
Dalam kesempatan ini siswa diminta untuk menampilkan hasil proses
penuangan ide kreatif dalam aransemen. Dalam pementasan ini guru masih memberi kesempatan untuk memperbaiki seluruh aspek dalam penilaian pementasan. Perolehan nilai siswa dipilahkan dalam nilai terendah dan tertinggi untuk masing-masing aspek. Adapun perolehan nilai dan persentase secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.
Distribusi Nilai Aransemen Pementasan Pertama Kelas VIIIC
STATISTIK ASPEK NILAI AKHIR
KREATIFITAS IDE HARMONISASI KESESUAIAN TEMA PEMBAWAAN PENAMPILAN
NILAI TERTINGGI 85 6 80 6 75 6 80 5 80 11 78 5
NILAI TERRENDAH 60 4 60 4 70 4 60 4 70 4 67 4
RATA-RATA 72,5 70 72,5 70 75 72,5
% PENCAPAIAN KETUNTASAN 87% 87% 100% 87% 100% 87,5%


Refleksi Pementasan Pertama
Semua kelompok di kelas VIIIC pada pementasan tahap pertama ini sudah cukup bagus, namun terdapat satu kelompok, yaitu Sasando menurut pengamatan penulis mereka belum siap menampilkan karya aransemennya dibanding kelompok yamg lain. Hanya pada aspek penampilan dan pembawaan saja yang mempunyai nilai lebih tinggi dari perolehan nilai terrendah yang diperoleh oleh kelompok yang lain. Kelompok ini juga nilai akhirnya juga paling rendah (67) dibanding kelompok yang lain, bahkan belum memcapai SKBM. Tetapi mereka masih mempunyai kesempatan di pentas tahap ke dua.
Kelompok Ceng-Ceng mempunyai nilai akhir yang paling tinggi yaitu 78, Dari semua aspek nilainya melebihi rata-rata yaitu 72,5. Walaupun nilai pada aspek kreatifitas ide rendah namun mereka dapat menampilkan lagu yang diaransemen dengan baik. Bahkan pada aspek harmonisasi dan pembawaan mereka mempunyai nilai paling tinggi diantara kelompok yang lain (80).
Dari beberapa catatan pengamatan penulis, secara terperinci dapat kami paparkan sebagai berikut
1. Ada kelompok yang kreatifitasnya bagus namun dalam pementasannya kurang bagus.
2. Ada siswa panda bermain musik (pemain bass) namun kretifitas dalam kelompoknya idenya sederhana. Tetapi kelompok ini dalam penampilannya bagus.
3. Hanya terdapat satu kelompok yang tidak siap dalam pementasan tahap pertama ini bila diprosentase sekitar 13% dari populasi.
3.3.2 Pementasan Tahap Kedua
Secara umum dari segala aspek pada pemenyasan tahap kedua ini mengalami peningkatan yang cukup nyata. Mereka lebih siap dan matang. Mereka melaksanakan apa yang disarankan oleh guru melalui komentar dan kritik pada pementasan tahap pertama. Adapun nilai tertinggi dan terendah dari masing-masing aspek adalah sebagai berikut.

Tabel 4.
Distribusi Nilai Aransemen Pementasan Kedua Kelas VIIIC

STATISTIK ASPEK NILAI AKHIR
KREATIFITAS IDE HARMONISASI KESESUAIAN TEMA PEMBAWAAN PENAMPILAN
NILAI TERTINGGI 90 6 90 6 80 27 85 11 85 11 88 6
NILAI TERRENDAH 75 4 73 5 70 4 75 11 75 10 77 4
RATA-RATA 82,5 81,5 75 80 80 82,2
% PENCAPAIAN KETUNTASAN 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Refleksi Pementasan Tahap kedua
Secara umum dari segala aspek pada pementasan tahap ke dua ini mengalami peningkatan yang cukup nyata. Mereka lebih siap dan matang. Ada beberapa catatan yang terdapat dalam pengamatan penulis antara lain adalah sebagi berikut:
1. Kelompok Kulintang merupakan kelompok yang nilainya mengalami peningkatan paling tinggi (12 poin), sedangakan kelompok ceng-ceng peningkatannya paling rendah (6 poin).
2. Kelompok yang di pementasan pertama nilai akhirnya paling tinggi, pada pementasan kedua mereka menempati pringkat ke dua.
3. Kelompok yang pada pementasan pertama nilai akhirnya paling rendah, pada pementasan ke dua masih mempunyai nilai terrendah, namun selisih nilainya tidak begitu jauh dengan perolehan nilai kelompok diatasnya (77 dan 78).
4. Nilai rata-rata pada aspek kreatifitas 82,5 dan harmonisasi 81,5 tersebut menunjukkan pemakaian media bekas peralatan rumah tangga dalam pembelajaran aransemen efektif.
5. Penanganan kegiatan musik untuk siswa yang kurang antusis atau merasa kurang berbakat bermusik dapat dilakukan secara personal. Selama ini yang dilakukan adalah memanggil siswa secara pribadi untuk diskusi. Diharapkan pada tugas tugas berikutnya kelemahan kelemahan yan dimiliki dapat diminimalkan dan dapat mengerjakan tugas lebih baik lagi.
3.4 Evaluasi Hasil Kegiatan Proses Pembelajaran
Dari proses kegiatan eksplorasi aransemen melalui pementasan tahap sat dan dua dapat dilihat fluktuasinya. Nilai-nilai tersebut direntangkan dari skala 70-99. Untuk perolehan nilai dan prosentase lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Nilai Akhir Pemementasan 1 dan Pementasan 2 Kelas VIIIC

Sekor Pementasan ke 1 Pencapaian Pementasan ke 2 Pencapaian
90 - 99 0 0% 0 0%
80 - 89 0 0% 22 71%
70 - 79 27 87% 8 29%
60 - 69 4 13% 0 0%
(Catatan: SKBM 70)
Tabel 5 menunjukkan bahwa penyebaran nilai terbanyak pada rentang nilai 70-79 yang mencapai 87% pada pementasan 1 dan 29% pada pementasan 2. Rentang nilai 60 – 69 mencapai 13% pada pementasan 1 sedangkan pada pementasan ke 2 sebesar 0%. Rentang nilai 80-89 mengalami kenaikan dari 0% di pementasan 1 dan 71% di pementasan 2. Fluktuasi ini sepertinya tidak wajar tetapi itulah kenyataanya hal ini berhubungan dengan materi yang sama dan guru turut berperan dalam peningkatan nilai ini melalui komentar dan kritik. Ini menunjukkan bahwa pemakaian media bekas peralatan rumah tangga cukup efektif.
3.5 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran dengan Media bekas Peralatan Rumah Tangga
3.5.1 Kelebihan
Dalam pemakaian media bekas peralatan rumah tangga ini banyak kelebihan dan manfaat yang bisa didapat,antara lain adalah:
1. Pembelajaran menjadi efektif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Efektif karena dengan peralatan yang sederhana, murah, semua anak dapat membawa alat musik ke dekolah dan memainkannya. Kreatif karena dengan memanfaatkan barang bekas menjadi barang yang berguna. Dan barang itu tidak ada di sekolah. Inovatif dan menyenangkan karena dengan pementasan karya aransemen tidak perlu ditulis, hal yang merupakan kemustahilan bagi siswa SMP untuk menuliskan hasil aransemen ke dalam notasi. Menyenangkan karena bisa melihat penampilan teman-teman lain memainkan musik dan bernyanyi.
2. Dengan berkelompok siswa dilatih untuk bersosialisasi. Banyak manfaat dari bersosialisasi di sini, seperti kerjasama, penghargaan terhadap pendapat orang lain, dan latihan kepemimpinan.
3. Siswa dilatih untuk percaya diri, bereksresi di depan panggung melalui pementasan.
4. Siswa dilatih untuk dapat menghargai karya orang lain, dengan dilibatkanya siswa menjadi penonton,
5. Siswa dibiasakan untuk menghargai kesederhanaan. Musik tidak selamanya menggunakan alat musik yang mahal. Sederhanapun bernilai tinggi bila desentuh kreatifitas.
6. Dari nilai rata-rata yang mencapai 82,5 (pada pementasan 2) ini adalah indikasi keberhasilan karena nilai SKBM-nya adalah 70.
7. Dari perolehan nilai siswa yang kurang dari SKBM sebesar 0% menunjukkan metode ini adalah berhasil.
3.5.2 Kelemahan
Metode pengajaran tidak ada yang sempurna 100%, kalau ada kelebihannya tentu ada juga kekurangannya. Berikut ini adalah kekurangan dari penggunaan peralatan rumah tangga sebegai media pembelajaran aransemen.
1. Di awal-awal pertemuan siswa malu-malu untuk memainkan alat musik dari bekas peralatan rumah tangga. Guru harus selalu memberi pengertian yang positif.
2. Dengan pembentukan kelompok pada evaluasi (pementasan) penilaian individual menjadi terabaikan.







BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang dihasilkan selama observasi di kelas dan
analisis data dalam pembahasan, maka kesimpulan hasil penelitian penggunaan Bekas Peralatan Rumah Tangga Sebagai Media Pembelajaran Aransemen siswa kelas VIII SMP Yayasan Pupuk Kaltim Bontang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Siswa antusias menuangkan ide dan kreativitasnya dalam pembelajaran aransemen.
2. Siswa sangat aktif menampilkan karya aransemennya melalui pementasan kelas terbukti hanya 13% dari populasi kelas yang tidak siap pada pementasan tahap 1.
3. Pencapaian nilai rata-rata yang mencapai 82,5, dengan pencapaian nilai 90 mencapai 87% pada aspek kreatifitas dan harmonisasi menunjukkan adanya indikasi bahwa penggunaan metode ini berhasil.
4.2 Saran
Diharapkan kepada rekan-rekan guru untuk lebih memanfaatkan lingkungan dan alam sekitar sebagai media mengajar, apalagi kalau di sekolah tidak ada media yang memadai untuk menunjang proses pembelajaran. Walaupun hanya bekas peralatan rumah tangga namun mampu membangkitkan kreatifitas siswa dalam aransemen.
Sebaiknya guru tidak stagnan dan cepat puas dengan kemampuan yang ada. Namun, harus selalu berusaha mencoba metode-metode baru, dari metode yang paling sederhana samapai metode yang memerlukan teknologi. Semuanya pada akhirnya juga untuk meningkatkan mutu profesi kita dan pendidikan kita
Karya tulis dan media yag penulis buat bukanlah satu-satunya alternatif media bahkan masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis harapkan banyak muncul pembuatan-pembuatan media lain yang lebih edukatif dan komunikatif terutama dalam bidang seni musik untuk pengajaran di SMP yang masih minim ketersediaan guru yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Banoe, Pono. 1995. Kamus Musik. Jogjakarta: PT Kanisius.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Gunara, Sandi. Pendidikan Musik Pentingkah.2009.www.researchengines.com. (Retrived on 26 Maret 2009).

Purwodarminto. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Subagyo, Fasih. 2004. Terampil Bermain Musik 1 Untuk Kelas 1 SMP dan MTs. Sukarta:PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Subagyo, Fasih. 2004. Terampil Bermain Musik 2 Untuk Kelas 2 SMP dan MTs. Sukarta:PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Tambojang, Japi. 1992. Ensiklopedi Musik. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka.

________. Metode Pembelajaran.2008. wwww.salman-alfarisi.com. (Retrived on 02 Maret 2009).

________. ”Buat Apa Kamu Belajar Musik”. 2009. Lib.atmajaya.ac.id. (Retrived on 02 Maret 2009).

2 komentar:

  1. terima kasih atas informasinya,....emang metodologinya tdk harus dijelaskan secara detail Gan?

    BalasHapus